Minggu, 16 Desember 2012


Komunikasi pada anak & remaja


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam menjalani hidupnya memerlukan interaksi dengan orang lain. Untuk berinteraksi diperlukan adanya suatu komunikasi yang baik. Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Sehingga para orang tua harus lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dengan anak, karena anak sangatlah cepat untuk mengingat apa yang sedang dilihat dan yang didengarnya.
Menurut Hewitt (1981), tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik, yaitu, mempelajari atau mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaian sebuah masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik, menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.
Dengan hal tersebut maka sangatlah penting seorang perawat untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif. Peran perawat dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja adalah hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien akan merupakan pengalaman belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Disini perawat sebagai tim pelaksana dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan secara terapeutik, seperti realisasidiri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri, kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis, asaidentitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan komunikasi pada anak dan remaja.
2. Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan konsep komunikasi.
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak dan remaja.
c. Mengetahui cara berkomunikasi sesuai tumbuh kembang
d. Memahami dan mengaplikasikan tahapan komunikasi pada anak dan remaja.
e. Menerapkan tehnik komunikasi pada anak dan remaja.
f. Mengaplikasikan komunikasi terapeutik pada anak dan remaja.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan ini menggunakan metode study kepustakaan, penulis menggambil berbagai buku dari perpusatakaan sebagai bahan referansi sebagai acuan dalam pembuatan makalah.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini, terdiri dari:
1. BAB I terdiri dari : latar belakang, tujuan, metode, sistematika.
2. BAB II terdiri dari : konsep dasar komunikasi, teknik komunikasi menurut mudjiti, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, cara berkomunikasi sesuai tumbuh kembang, tehnik koumunikasi pada anak dan remaja, tahapan komunikasi pada anak dan remaja, komunikasi terapeutik pada anak dan remaja, faktor yang mempegaruhi komunikasi pada anak dan remaja
3. BAB III terdiri dari : kesimpulan dan saran






BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Komunikasi
Ada beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, yaaitu :
1. Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang - lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
2. Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
3. Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.
4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti.
5. Menurut Human Relation of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.
6. Menurut Oxtord Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar informasi, ide atau sebagainya.
7. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencangkup ekspresi wajah, sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon dan lainnya.
Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, dapat disimpulkan pengertian komunikasi adalah penyampaian dari seseorang ke orang lain, dengan menyertakan kode atau lambang penyampaiannya itu sendiri melalui suatu proses.


Pada umumnya komunikasi mempunyai tujuan, antara lain :
1. Supaya yang disampaikan dapat mengerti
2. Memahami orang lain, komunikator harus mengerti aspirasi orang lain, janngan memaksakan kehendak.
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain, melalui pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, kegiatan yang banyak mendorong dengan cara yang baik
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial yaitu sebagai informasi, sosialisasi (pemasyarakatan), motivasi, perdebatan dan diskusi, pendidikan, memajukan kehidupan, hiburan dan integrasi.
B. Menurut Mudjiti (1999) dalam teknik komunikasi menyatakan bahwa fungsi komunikasi adalah :
1. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga dapat mencapai tujuannya.
2. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku pada suatu organisasi.
3. Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan informasi kepada seluruh organisasi.
Berdasarkan fungsi komunikasi itu, maka komunikasi memegang peran penting dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Komunikasi dianggap sebagai proses yang mempunyai unsur-unsur komunikasi sebagai berikut :
1. Komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.
2. Komunikan adalah objek, sasaran atau audiens dari suatu sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima pesan atau lambang.
3. Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.
4. Saluran adalah saluran penyampaian pesan, disebut juga media.
5. Umpan balik adalah untuk mengetahui pesan tersebut berhasil atau gagal.
C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang diharapkan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya :
1. Latar Belakang Budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan makakomunikasi semakin efektif.
2. Ikatan Kelompok atau Group
Nilai - nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
3. Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesanyang disampaikan.
5. Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan / situasi. Faktor situasi ini adalah:
a. Faktor ekologis ( iklim atau kondisi alam ).
b. Faktor rancangan dan arsitektural ( penataan ruang ).
c. Faktor temporal, misal keadaan emosi.
d. Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara.
e. Teknologi.
f. Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu.
g. Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
h. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
D. Cara Berkomunikasi Sesuai Dengan Tumbuh Kembang
1. Pada Anak
a. Masa Bayi ( 0-1 tahun)
Perkembangan komunikasi dengan bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespn untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk meliht objek atau cahaya, kemudian pada minggu ke dua belas sudah mulai melakukan tersenyum.
Pada usia ke enam belas sudah menolehkan kepala pada suara asing pada dirinya. Pada pertengahan tahun prtaa bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti baba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambaryang terdapat pada buku.
Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. Selain melakukan komunikasi seperti diatas terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan teknik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain. Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan bersuara yang dapat diinterpretasikan oleh orang sekitarnya, misal: menangis.
b. Toddler dan Pra Sekolah (1 – 2,5 tahun dan 2,5 – 5 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahas anak dengan kemapuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengar kata-kata ulangan. Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunkan seperti mengapa, apa, kapan, dan sebagainya.
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktifitas saat komunikasi, memberi mainan saat komunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindarkan konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau berceriita dalam menggali perasaan dan fikiran anak di saat melakukan komunikasi.
c. Usia sekolah
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingin tahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu yang sangat tinggi.
1). Teknik yang dapat dilakuakan adalah:
a) Gunakan kata sederhana yang spesifik
b) Jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak
c) Jelaskan arti fungsi dan prosedur tindakan
d) Jangan menyakiti atau mengancam
2. Usia Remaja
Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa. Bila stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya dan keluarganya. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya dengan memberi support penuh perhatian.
a. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi
Dalam berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti :
1) Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
2) Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,
3) Cenderung memberi arahan dan nasihat,
4) Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami remaja,
5) Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
6) Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya,
7) Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap remaja.
b. Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang beranjak dewasa seperti :
1) Mendengar supaya remaja mau berbicara,
2) Menerima dahulu perasaan remaja,
3) Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara berbicara dan cara
mendengar
c. Mengenal Diri Remaja
1) Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara.


2) Bagaimana memahami perasaan remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja.
d. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi Masalah Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
1). Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di sudutkan.
Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa nyaman.
2). Menentukan masalah siapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :
a) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.
b) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan masalahnya sendiri.
c) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
d) Anak perlu belajar mandiri
3). Apa yang harus dilakukan ?
Setelah kita mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bila masalah itu adalah masalah remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif. Bila masalah itu adalah masalah orang tua maka tekhnik yang digunakan adalah pesan saya.
E. Komunikasi Terapeutik
1. Pada Anak
Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode berkomunikasi dengan anak. Peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengn anak sehingga bisa di dapatkan informasi yang benar dan akurat.
a. Sikap Komunikasi Terapeutik Pada Anak
1). Sikap Kesejatian
Menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan anak menunjukkan kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan kita kepada anak.
2). Sikap Empati
Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan orang tua.
3). Sikap Hormat
Bentuk sikap yang menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa suka dan menghargai klien. Seperti senyum pada saat yang tepat, melakukan jabat tangan atau sentuhan yang lembut dengan seizin komunikan.
4). Sikap Konkret
Bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yang spesifik dan bukan abstrak pada saat komunikasi dengan kien seperti gambar, mainan, dll
2. Pada Remaja
a. Pola pikir dan tingkah laku
Peralihan dari anak ke dewasa
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya
1). Beri support penuh perhatian
2). Jangan melakukan intrupsi
3). Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
4). Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)
F. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak Dan Remaja
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif/tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke komunikan dengan baik.
6. Lingkungan
G. Teknik Komunikasi Pada Anak Dan Remaja
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil bebrbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan alam berkomunikasi dengan anak, antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, denga menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedangbberada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.
3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
8. Menggambar
Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaanya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.
9. Bermain
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.
H. Tahapan Komunikasi Pada Anak Dan Remaja
1. Tahap Prainteraksi
Mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua tentang masalah yang ada.
2. Tahap Perkenalan
Memberi salam dan senyum pada klien, melakukan validasi, mencari kebenaran data yang ada, megobservasi, memperkenlakan nama dengan tujuan, waktu dan menjelaskan kerahasiaan klien.
3. Tahap Kerja
Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal yang kurang dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama.
4. Tahap Terminasi
Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan reinforcement positif, tidak lanjut, kontrak, dan mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.
Seperti pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang membentuk jati dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang dianggapnya tidak sama dengan dia. Tidak sama di sini bukan saja menyangkut masalah usia, kadang kala juga berkaitan dengan cara hidup. Misalnya anak remaja yang baik, yang alim disuruh main dengan anak-anak yang lebih badung, lebih nakal misalnya dia tidak mau, begitu juga kebalikannya anak - anak yang merasa dirinya itu badung, dianggap anak nakal di sekolah, disuruh main dengan anak-anak yang lain yang alim tidak mau. Jadi sering kali anak remaja itu akan menyempitkan lingkup mereka dan memang itu adalah gejala yang wajar.
Masa remaja merupakan masa-masa panjang yang dialami seorang anak. Saat remaja mereka mulai mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun non fisik dalam kehidupan mereka. Dalam masa ini pula banyak orang tua yang khawatir dengan perkembangan anak mereka. Tentu perlu pendekatan komunikasi yang intens dengan anak remaja Anda agar perkembangan fisik dan non fisik mereka terarah dengan baik. Menurut papalia dan olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut. Pembagian rentang umur dapat dibedakan atas bayi (0-1), toddler (1-3), anak-anak pra sekolah (3-5), anak usia sekolah (5-12).
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa mampu berkomunikasi pada anak dan remaja lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan anak dan remaja, serta mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi dengan anak.
2. Mahasiswa mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara berkomunikasi, tahapan komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi pada anak dan remaja.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi pada anak dan remaja.






DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. “Pengaruh Kemajuan Teknologi pada kehidupan remaja”. Style Sheet.http:/www.anneahira.com (22 Febuari 2012).
Ardiana, Husada. “Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Remaja”. Style Sheet.http:/www.google.com(1 Mei 2012).
Ernawati Dalami, S.kp., et all. (2009). Komunikasi Keperawatan. Jakarta Timur :Trans Info Media.
Revi Syatriani, Ira Puspitawati. (2008). Hubungan antara kemampuan komunikasi dan kemandirian. Undergraduate Program, Faculty of Psychology. Gunadarma.
Wiryanto, DR., (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

Sabtu, 15 Desember 2012




Anatomi Tubuh Manusia disusun kedalam beberapa bagian sistem tubuh, yaitu:


1. Sistem Kerangka


Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu sama lainnya saling berhubungan, terdiri dari:
Tulang kepala: 8 buah
Tulang kerangka dada: 25 buah
Tulang wajah: 14 buah
Tulang belakang dan pinggul: 26 buah
Tulang telinga dalam: 6 buah
Tulang lengan: 64 buah
Tulang lidah: 1 buah Tulang kaki: 62 buah


Fungsi kerangka antara lain:
menahan seluruh bagian-bagian tubuh agar tidak rubuh
melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-paru
tempat melekatnya otot-otot
untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan otot
tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
memberikan bentuk pada bangunan tubuh buah


Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka.


Gelang bahu terdiri atas tulang selangka yang melengkung berupa huruf S, dan tulang belikat yaitu sebuah tulang ceper berbentuk segi tiga.





Gelang bahu berhubungan dengan rangka batang badan hanya pada satu tempat saja. Ujung sebelah tengah tulang selangka dihubungkan dengan pinggir atas tulang dada oleh sendidada-selangka. Ujung sebelah luar tulang selangka berhubungan dengan dengan sebuah taju tulang belikat (ujung bahu) dengan perantaraan sendi akromioklavikula.


Sendi lutut


Ujung bawah tulang paha mempunyai dua buah benjol sendi yang bertopang pada bidang atas tulang kering. Dengan demikian terbentuklah sebuah sendi yang dinamakan sendi lutut.Pada dinding depan sendi lutut terdapat tempurung lutut.






2. Sistem Otot


Otot punggung sejati merupakan dua buah jurai yang amat rumit susunannya, terletak di sebelah belakang kanan dan kiri tulang belakang, mengisi ruang antara taju duri dan taju lintang. Otot-otot punggung sejati itu hampir sama sekali tertutup oleh otot-otot punggung sekunder yang sebenarnya termasuk otot-otot anggota gerak atas dan bawah. Kedua jurai otot tersebut dinamakan penegak batang badan dan amat penting artinya untuk sikap dan gerakan tulang belakang.


3. Sistem Peredaran darah


Jantung berbentuk runjung yang terbalik letaknya. Letak jantung dalam tubuh sedemikian rupa sehingga ujung runjung tersebut (ujung jantung) mengarah ke bawah, ke depan dan ke kiri. Basis jantung mengarah ke atas, ke belakang dan sedikit ke kanan. Pada basis jantung inilah berhimpun aorta, batang nadi paru-paru, batang pembuluh balik atas dan bawah beserta ke dua (atau empat pembuluh balik paru-paru).


Bagian dalam jantung terdiri atas 4 ruang: serambi kiri, bilik kiri, serambi kanan dan bilik kanan. Serambi kiri dan bilik kiri satu sama lain berhubungan, demikian juga serambi kanan dan bilik kanan. Bagian kiri jantung dipisahkan dari bagian kanan oleh sekat rongga jantung.






4. Sistem pernapasan


Paru – paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa/alveoli). Gelembung-gelembung hawa terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya gelembung paru-paru kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kanan dan kiri).


Paru-paru terletak pada rongga dada. Pada rongga dada tengah terletak paru-paru sedangkan pada rongga dada depan terletak jantung.


Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terbagi atas tiga belah paru (lobus) yaitu belah paru atas, belah paru tengah dan belah paru bawah. Paru-paru kiri terbagi atas dua belah paru yaitu belah paru atas dan belah paru bawah.






5. Sistem Indera


Alat Penglihatan


Alat penglihatan terdiri atas bola mata, saraf penglihatan, dan alat-alat tambahan mata.

Bola mata berbentuk bulat, hanya bidang depannya menyimpang dari bentuk bola sempurna karena selaput bening lebih menonjol ke depan. Ini terjadi karena bagian ini lebih melengkung dari pada bagian lain bola mata. Titik pusat bidang depan dan bidang belakang dinamakan kutub depan dan kutub belakang.

Garis penghubungnya adalah sumbu mata atau sumbu penglihat.


Bola mata dapat dibedakan dinding dan isinya. Dindingnya terdiri atas tiga lapis. Lapis luar adalah selaput keras, yang di depan beralih menjadi selaput bening. Lapis tengah dinamakan selaput koroid yang melapisi selaput keras dari dalam. Ke depan selaput koroid tidak mengikuti selaput bening. Di tempat peralihan selaput koroid dan selaput pelangi terdapat bentuk yang lebih tebal dan dikenal sebagai badan siliar. Di tengah selaput pelangi ada lubang yang disebut manik mata.


Alat Pendengaran


Alat pendengaran terdiri atas pendengar luar, pendengar tengah dan pendengar dalam. Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar. Daun telinga adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam liang telinga luar dibatasi oleh selaput gendangan terhadap rongga gendangan.


Pendengar tengah terdiri atas rongga gendangan yang berhubungan dengan tekak melalui tabung pendengar Eustachius. Dalam rongga gendangan terdapat tulang-tulang pendengar, yaitu martil, landasan dan sanggurdi. Martil melekat pada selaput gendangan dan dengan sebuah sendi kecil juga berhubungan dengan landasan. Landasan mengadakan hubungan dengan sanggurdi melekat pada selaput yang menutup tingkap jorong pada dinding dalam rongga gendangan.


Kulit


Kulit terbagi atas kulit ari dan kulit jangat. Kulit ari terdiri atas beberapa lapis, yang teratas adalah lapis tanduk yang terdiri atas sel-sel gepeng, sedangkan lapis terdalam disebut lapis benih yang senantiasa membuat sel-sel epitel baru.


Kulit jangat berupa jaringan ikat yang mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf-saraf. Tonjolan kulit jangat berupa jari ke dalam kulit ari dikenal dengan papil kulit jangat. Di dalamnya terdapat kapiler darah dan limfe serta ujung-ujung saraf dengan badan-badan perasa.


6. Sistem Pencernaan


Rongga mulut

Rongga mulut mulai dari celah mulut dan berakhir di belakang pada lubang tekak. Oleh karena lengkung gigi, rongga mulut dibagi dua bagian yaitu beranda yang terletak di luar lengkung gigi dan rongga mulut yang terdapat di belakangnya. Beranda dibatasi ke luar oleh bibir dan pipi yang mengandung otot-otot mimik dan karena itu gerakannya amat luas.


Geligi

Geligi terdiri atas dua baris gigi tertutup. Setiap baris gigi merupakan suatu garis melengkung yang pada rahang atas agak lain bentuknya daripada rahang bawah. Gigi pada rahang atas dan pada rahang bawah letaknya sedemikian rupa sehingga penampang terbesar setiap gigi rahang atas tepat menempati sela antara dua buah gigi rahang bawah dan sebaliknya. Jadi sewaktu mengunyah setiap gigi bekerja sama dengan dua buah gigi yang berlawanan letaknya.


Lambung

Lambung adalah bagian saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantong, terletakdi bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan untuk sebagian tertutup oleh alat-alat yang letaknya berdekatan seperti hati, usus besar dan limpa. Lambung berhubungan dengan alat-alat itu dan juga dengan dinding belakang rongga perut dengan perantaraan dengan beberapa lipatan salut perut.


7. Sistem Urinaria


Ginjal

Ginjal adalah suatu kelenjar berbentuk seperti kacang yang terletak pada dinding belakang rongga perut setinggi ruas-ruas tulang belakang sebelah atas, ginjal kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kanan. Sisi ginjal yang menghadap ke dalam berbentuk cekung. Di sini masuk nadi ginjal (dari aorta) ke dalam ginjal. Nadi ini bercabang-cabang dalam jaringan ginjal.


Kandung kemih

Kandung kemih merupakan tempat berkumpulnya semua air kemih yang terpancar dari saluran ginjal. Dinding kandung kemih yang terdiri atas jaringan otot polos dapat menyesuaikan diri terhadap banyaknya air kemih di dalam kandung kemih, karena dapat mengendor apabila diisi perlahan-lahan dengan air kemih.


8. Sistem Reproduksi


Alat reproduksi laki-laki

Alat-alat reproduksi laki-laki dibagi atas bagian pembuat mani dan bagian penyalur mani. Bagian pertama berupa kelenjar kelamin, yaitu buah zakar yang membentuk sel-sel mani. Buah zakar kanan dan kiri tergantung di dalam sebuah lipatan kulit yang berbentuk kantong dan terletak di bawah tulang kemaluan yang dinamakan kandung buah zakar (skrotum). Pada sisi belakang setiap buah zakar terdapat anak buah zakar yang tergolong sebagai jalan penyalur.


Sel-sel mani keluar dari buah zakar dan masuk ke dalam anak buah zakar. Di sini sel-sel mani melalui suatu saluran halus yang berliku-liku dan di bagian bawah anak buah zakar beralih menjadi pipa mani, yang berjalan di depan tulang kemaluan ke atas, diiringi oleh nadi buah zakar dan anyaman pembuluh balik. Buah zakar, anak buah zakar dan tali mani diselubungi oleh beberapa kerudung dan juga selapis otot yang bernama otot pegantung yang dapat menarik buah zakar dan anak buah zakar ke atas.


Alat reproduksi perempuan


Alat-alat reproduksi perempuan terdiri atas indung telur, tabung rahim, rahim, liang senggama dan alat-alat kelamin luar. Indung telur berjumlah dua, terletak pada dinding sisi panggul kecil di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Masing-masing indung telur tergantung pada beberapa ikat dan lipatan salut perut. Indung telur adalah kelenjar kelamin perempuan yang menghasilkan sel-sel kelamin, yaitu sel-sel telur.


Sel-sel telur dalam indung telur diselubungi oleh oleh suatu selubung yang terdiri atas sel-sel,

keseluruhannya berupa bentuk yang dinamakan folikel atau gelembung Graaf. Pada perempuan yang telah masak kelamin, folikel yang berkembang merupakan tonjolan pada permukaan indung telur, yang menyerupai permukaan buah srikaya. Setelah folikel masak, maka akan pecah sambil melemparkan ke luar sel telurnya yang kini terapung dalam rongga perut (kejadian ini disebut ovulasi).


9. Sistem Syaraf


Otak

Sistem saraf pusat berkembang dari suatu struktur yang berbentuk bumbung. Pada bumbung tersebut dapat dilihat sebuah dasar, sebuah atap dan dua dinding sisi sebagai pembatas suatu terusan yang terletak di tengah. Dalam perkembangan selanjutnya pada beberapa tempat bumbung tadi menjadi tebal, sedangkan pada tempat-tempat lain dindingnya tetap tinggal seperti semula.


Di sebelah depan berkembang dua gelembung yang setangkup letaknya. Gelembung-gelembung ini kemudian menjadi kedua belahan otak besar. Di sebelah belakang terbentuk otak kecil, oleh karena itu atap bumbung di sini menjadi semakin tebal.


Sumsum Belakang

Sumsum belakang menyerupai batang kelubi yang penampangnya jorong. Letaknya dalam terusan tulang belakang anatara rongga tengkorak dan daerah pinggang. Penampangnya dari atas ke bawah semakin kecil, kecuali pada dua tempat, yaitu di daerah leher dan di daerah pinggang. Di tempat-tempat ini sumsum belakang agak melebar.



10. Sistem Endokrin


Kelenjar Himofise

Kelenjar himofise adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid. Kelenjar himofise memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin karena hormon-hormon yang dihasilkannya dapat mempengaruhi aktifitas kelenjar lainnya.


Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terdiri atas 2 belah yang terletak di sebelah kanan batang tenggorok diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok di sebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding pangkal tenggorok.


Sumber :


Atlas of Human Anatomy Interactive, Icon Learning Sistems, 2003.


Raven, P. Prof. dr, Atlas Anatomi, Jakarta, Djambatan, 2005.


Syaifudin, H. Drs. B.AC. Anatomi Fisiologi, EGC, 1997.





World Book Encyclopedia Deluxe 2005, Word Book Inc. Chicago.

Rabu, 12 Desember 2012

         Manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang sangat penting

jika dilihat dari berbagai aspek. Aspek itu antara lain :


1. Hukum : Semua catatatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai dan berkekuatan hokum. Bila terjadi suatu masalah yang berkaitan dengan profesi keperawatan maka dokumentasi tersebut sewaktu-waktu diperlukan dan dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Sehingga data-data tersebut harus diidentifikasi dengan benar, lengkap, jelas dan objektif

2. Jaminan mutu (Kualitas Pelayanan) : pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan

member kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat diatasi dan seberapa jauh masalah baru dapat dimonitor melalui catatan yang akurat.

3. Komunikasi

4. Keuangan : Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan atau acuan dalam biaya keperawatan bagi klien.

5. Pendidikan : dokumentasi mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut kronologis dari

kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran.

6. Penelitian : Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian.

7. Akreditasi : Melalui dokumentasi akan dilihat sejauh mana peran perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan bagi klien sehingga akan bermanfaat bagi peningkatan mutu juga bagi

individu perawat dalam mencapai tingkat keperawatan yang lebih tinggi.